vrijdag 13 maart 2009

Cipto Munandar: MEMPERINGATI WAFATNYA SIDIK KERTAPATI TOKOH NASIONAL PEJUANG 1945


MEMPERINGATI WAFATNYA SIDIK KERTAPATI - TOKOH NASIONAL, PEJUANG PENEGAK KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 1945
19 APRIL 1920 – 2 JULI 2007

Pada 2 Juli 2007 yang lalu SIDIK KERTAPATI menghembuskan nafas terakhir di Jakarta Indonesia. Dalam usia 87 tahun kawan Sidik Kertapati meninggalkan kita untuk selama-lamanya setelah melewati jalan penghidupan seorang pejuang revolusioner dengan penuh pengorbanan demi cita-cita luhur bangsa Indonesia mewujudkan Kemerdekaan bagi rakyat Indonesia.

Sejak masa mudanya Sidik Kertapati menyatu dengan nasib rakyat kecil yang menderita di bawah penjajahan Hindia Belanda dan kemudian di bawah pendudukan kejam militerisme Jepang. Kepeduliannya itu membuat Sidik Kertapati menceburkan diri dalam berbagai kegiatan perjuangan pemuda melawan penjajahan dan untuk kemerdekaan. Khususnya menjelang akhir pendudukan pemuda Sidik Kertapati tergabung dan aktif dalam Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang bermarkas di Menteng 31 (Gedung Juang).

Setelah proklamasi kemerdekaan digelar rapat raksasa di lapangan Ikada Jakarta yang dihadiri kl 200.000 massa. Diharapkan kedatangan Bung Karno presiden pertama R.I. untuk bicara langsung berhadapan dengan massa. Lama massa menunggu, kemudian setelah berembug sebentar dengan pemuda Sidik Kertapati, pemuda D.N. Aidit tampil mengajak massa menyanyi lagu-lagu revolusioner antara lain Darah Rakyat dan Maju Tak Gentar sampai tibanya rombongan presiden Sukarno.

Kaum kolonialis Belanda tidak rela melepaskan jajahannya dan melancarkan beberapa kali perang agresinya. Pemuda Sidik Kertapati dalam Laskar Rakyat Jakarta aktif dalam perjuangan bersenjata melawan agresi Belanda itu. Pada 22-24 November 1946 diadakan kongres yang membentuk federasi dari berbagai laskar perjuangan itu, menjadi Laskar Rakyat Jawa Barat. Sidik Kertapati dipilih memimpin organisasi, Astrawinata dan Armunanto juga duduk dalam pimpinan organisasi tersebut. Laskar Rakyat Jawa Barat tidak setuju dengan persetujuan Linggarjati dan melanjutkan perjuangan melawan Belanda. Dalam pelaksanaan perjuangan bersenjata inilah Sidik Kertapati terkena peluru yang sampai akhir hayatnya tetap bersarang di tubuhnya.

Pengalaman dalam masa mempersiapkan proklamasi dan sesudahnya oleh Sidik Kertapati diabadikan dalam karyanya “SEKITAR PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945”, yang mengalami tiga kali cetakan. Dengan munculnya kekuasaan Orba Suharto buku ini dan banyak buku perjuangan revolusioner Indonesia hilang dari peredaran, pengalaman generasi pejuang kemerdekaan nasional boleh dikatakan digelapkan, sehingga generasi muda sekarang praktis tak mengenalnya. Pada tahun 2000 menjelang ulangtahun ke 55 Republik Indonesia Penerbit Pustaka Pena mencetak ulang karya Sidik Kertapati. Bagaimana sambutannya dapat kita cuplik dari resensi surat kabar “Rakyat Merdeka” 13 Agustus 2000: “Tujuh belas Agustus pekan depan, Republik Indonesia genap 55 tahun. Tanpa terasa negeri ini sudah merdeka lebih dari setengah abad. Buku yang ditulis Sidik Kertapati ini mengungkap saat-saat bersejarah menjelang dan sesudah Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945. Banyak peristiwa penting yang terjadi dalam rentang waktu tersebut, yang tidak diketahui oleh generasi kini. “Gedung Juang Menteng 31, misalnya, tidak banyak generasi sekarang yang tahu kenapa gedung ini dipelihara dan dilestarikan. Gedung tua yang terletak di kawasan Menteng Jakarta Pusat ini dulunya punya andil dalam proses perjuangan bangsa menuju proklamasi. Di gedung itulah para pejuang kita mengasah otak dan menyatukan pikiran untuk menumpas penjajahan. “Keistimewaan buku ini , mampu mengungkapkan secara lengkap nama-nama yang terlibat langsung dalam perjuangan di sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 serta menyebut apa peranan masing-masing pemuda ini...... Perjuangan kemerdekaan kita adalah perjuangan yang berdarah dari bangsa yang terjajah melawan dan menggulingkan penjajahnya......... .................”. Demikian cuplikan dari resensi tersebut. Karya Sidik Kertapati sudah menjadi acuan penting untuk mempelajari dan mengenal sejarah revolusi Indonesia

Memasuki periode perjuangan parlementer, Sidik Kertapati sangat mempedulikan nasib kaum tani, memperjuangkan hak-hak mereka atas tanah. Mula-mula dalam organisasi Serikat Kaum Tani (SAKTI), kemudian dalam Barisan Tani Indonesia (BTI) yang terbentuk sebagai hasil fusi beberapa organisasi kaum tani. Sebagai anggota parlemen dari fraksi independen, Sidik Kertapati menjadi terkenal dengan mosi Sidik Kertapati yang menggugat kebijakan menteri dalam negeri Mohamad Roem dalam peristiwa Tanjung Morawa di Sumatra Utara. Akibat dari mosi ini pemerintah Wilopo mengundurkan diri.

Terjadinya peristiwa G30S 1965 yang disusul dengan pembantaian berdarah jutaan rakyat oleh rezim militer Suharto merubah drastis jalan hidup Sidik Kertapati yang tak dapat kembali ke tanah air dan terpaksa puluhan tahun menjalani penghidupan seorang exil. Terpisah dari sanak-keluarganya. Terpisah juga dari isteri tercinta S. Rukiah – pengarang perempuan Indonesia ternama, yang juga jadi korban keganasan rezim Orba dan meninggal pada tahun 1996. Usia bertambah dan kondisi fisik akibat perjuangan di rimba, luka yang pernah diderita dan peluru di tubuh yang tak mungkin dikeluarkan, makin memburuk. Janji muluk-muluk menkumdang pada 2000 yang seakan-akan membuka peluang untuk kembali ke tanahair ternyata janji kosong. Dengan membulatkan tekad, Sidik Kertapati dengan bantuan sejumlah mahasiswa yang ber-empati pada tahun 2002 menempuh jalan pulang dengan siap menanggung akibat-akibatnya. Akhirnya beliau dapat berkumpul kembali di lingkungan keluarganya.

Sidik Kertapati -- tokoh nasional, penegak kemerdekaan Indonesia 1945 tercatat abadi jasa-jasanya dalam sejarah revolusi Indonesia. Semasa hidup dalam pembuangan, banyak dari kita kenal dari dekat dan akrab MANUSIA Sidik Kertapati, sahabat yang memperhatikan keadaan teman-teman sesamanya. Manusia biasa seperti kita-kita ini semuanya, dengan keunggulan-keunggulan, kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahannya. Sidik Kertapati adalah istimewa dan juga satu dari kita. Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi semua yang mencintai Tanah Air Indonesia.

SELAMAT BERPISAH DAN SELAMAT JALAN SAHABAT DAN KAWAN SIDIK KERTAPATI !

Cipto Munandar Kawan Seperjuangan
12 Agustus 2007

(Sambutan pada Peringatan Wafatnya Bapak Sidik Kertapati di Diemen, Negeri Belanda, 12 Agustus 2007)

Geen opmerkingen:

Een reactie posten